Aib

Biarpun Alay, Dia Tetap Sahabat

By ara - 7/08/2016

Siapa yang sangka kita akan sedekat ini? Dengan banyak perbedaan yang ada diantara kita nyatanya kita bisa berbagi banyak cerita.

Sebelah kiri Gemar sama Om-om, Sebelah Kanan Gemar Brondong !

Gue percaya, sahabat adalah keluarga tanpa hubungan darah dan tak tinggal serumah. Kenapa aku sebut mereka keluarga? Karena mereka bisa selalu menemani, menjaga dan membantu kita secara tulus layaknya keluarga.

Sahabat itu nggak bisa dibeli. Beda dengan teman. Teman bisa dibeli. Rajin-rajin aja hamburin duit, rutin nraktir-nraktir, ngajak karaoke, makan di resto, atau nyembelih sapi setiap hari, dijamin kamu bakal punya banyak teman. Tapi di saat kamu nggak punya duit lagi, bisa dipastikan orang-orang itu juga akan menghilang. Karena serunya kamu juga habis tanpa bantuan uang.

Sahabat adalah pemberantas kesepian. Tanpa mereka, hidup berasa sangat menyiksa. Kita akan merasa sendiri, menahan beban dalam hati, nggak ada teman untuk berbagi. Bayangkan, kalo kita bermasalah lalu ketemu psikiater, biayanya bisa ratusan ribu atau bahkan jutaan. Sedangkan sama sahabat? Gratis. Sahabat adalah salah satu kemewahan hidup yang diberikan oleh Tuhan secara gratis kepada manusia yang mampu menjaga kepercayaan satu sama lainnya.

Gue tahu aib dia, dan dia tau aib gue. Yaaa.. namanya Yola Cyintia.. Dia blesteran Cina Tambun. Sebenernya udah lama gue pengen nulis tentang dia di blog gue. Cuma nggak sempat sempat. Kebetulan baru kali ini gue sempat menulis cerita tentang dia.

Kita memang banyak sekali perbedaan...

Mhhh.. mata dia sipit kaya cici-cici yang suka nongkrong di pasar glodok jual pakaian dalam, sedangkan gua beloo mirip miss indonesia. Hidung dia pesek sedangkan gue mancung tapi cuma diantara pesek. Masih mending lahhh yaaa ketimbang pesek! Hahaha.. Yang lebih kontras lagi adalah warna kulit, kulit gue putih bagaikan orang yang masuk angin.. Sedangkan dia.. ya diaaa.. si alay kulitnya Ireng-irenggg.. gelap cuma eksotisss kaya lampu kuburan remang-remang gitu. hahahah..

Terlepas dari itu  Banyak sebutan nama alay buat dia, ya karena memang dia alay. Gimana nggak alay dia terlalu sering nongkrong di Bekasi -Tambun. Nggak tau kan loe Tambun dimana. Tambun itu pinggirnya Kota Bekasi yaaa... istilahnya Kampungnya Bekasi , Dusunnya Bekasi.

Sorry bukannya gue sombong cuma kan ini blog gue, yang nulis gue. So, gue harus menjaga pencintraan gue ketimbang dia. Di blog ini, gue nggak mau menghina sabahat tapi bakalan bully dia. Hahahha.. Nggak jadi bully dia lah, karena gue juga masih belum lebih baik dari dia. Karena masih Aroma Ramadhan, gue menahan diri untuk membully dia.

"Tapi, terlepas dari semua perbedaan itu, ada hal yang mungkin tak pernah ku ucapkan secara langsung dan lugas padamu. Ada kata yang meskipun sudah di ujung lidah begitu sulit tersampaikan."

Gue bersyukur bisa mengenalmu, maaf jika kadang candaku terlalu, maaf jika kadang dengan angkuhnya gue tidak menghiraukan nasehatmu, maaf jika sering kali aku justru susah kau temui saat kau perlukan. Maaf untuk  segala hal yang yang gue buat yang  mungkin membuat hatimu tak nyaman.

Selain itu, Terimakasih. Terimakasih untuk tetap menjadi sahabatku meskipun aku begitu buruk dan terpuruk, terimakasih tetap menemaniku sesulit apapun jalanku selama ini, terimakasih untuk selalu membantuku berdiri di saat aku jatuh, terimakasih untuk tetap memelukku ketika aku begitu lemah, terimakasih untuk mau mendengarkan segala kisahku yang kadang juga tak berarti.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar